PADANG — Sebuah bangunan ibadah yang sempat porak-poranda akibat bencana alam kini berdiri megah dan kembali menjadi pusat kegiatan spiritual serta sosial masyarakat. Masjid Nurul Yaqin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, kini mencuri perhatian nasional setelah berhasil direkonstruksi dengan pendekatan arsitektur yang memadukan nilai sejarah, kearifan lokal, dan inovasi ramah lingkungan.
Kebangkitan masjid ini tak hanya menyentuh sisi emosional masyarakat setempat, tapi juga menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih mengakar kuat di ranah Minang. Pasca diterjang bencana gempa pada 2009 lalu, Masjid Nurul Yaqin mengalami kerusakan parah dan hampir tak lagi bisa difungsikan. Namun, kerja keras para tokoh masyarakat, pemerintah daerah, hingga komunitas pemuda setempat, menjadikan masjid ini bangkit kembali dengan wajah baru yang jauh lebih kokoh dan estetis.
Kini, bangunan baru Masjid Nurul Yaqin berdiri dengan megah, berlandaskan pada konsep green architecture. Material ramah lingkungan digunakan dalam proses pembangunannya, serta dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara alami yang membuat suasana masjid tetap sejuk tanpa pendingin buatan. Selain itu, pencahayaan alami juga menjadi elemen penting dalam desain bangunan, memberikan kesan lapang dan terang, terutama di ruang utama ibadah.
Keunikan inilah yang mengantarkan Masjid Nurul Yaqin menjadi salah satu kandidat kuat penerima Penghargaan Arsitektur Bangunan Hijau (Green Building Architecture Awards) 2025. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh lembaga independen nasional yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan dalam desain arsitektur.
"Kami tak menyangka bahwa masjid yang kami bangun ulang dengan penuh harapan ini mendapat apresiasi begitu tinggi. Ini bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga simbol kebangkitan masyarakat kami," ujar salah satu pengurus masjid, H. Rahmat, ketika ditemui pada Jumat (18/7).
Masjid ini juga kembali berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan. Mulai dari pengajian rutin, pelatihan keterampilan bagi anak muda, hingga kegiatan ekonomi berbasis syariah seperti koperasi umat, semua dijalankan di bawah naungan masjid. Hal ini menjadikan Masjid Nurul Yaqin bukan hanya sekadar rumah ibadah, melainkan juga pusat pemberdayaan masyarakat.
Dengan segala pencapaiannya, Masjid Nurul Yaqin kini menjadi contoh inspiratif bagi banyak daerah lain di Indonesia dalam membangun tempat ibadah yang bukan hanya fungsional, namun juga berdampak luas secara sosial dan lingkungan.
Ajang penghargaan nasional yang akan digelar pada Oktober 2025 mendatang akan menjadi penentu apakah Masjid Nurul Yaqin berhasil membawa pulang pengakuan tertinggi dalam bidang arsitektur ramah lingkungan. Namun terlepas dari itu, bagi masyarakat Ulakan dan sekitarnya, masjid ini sudah menjadi pemenang di hati mereka.