Prabowo Bongkar Akar Kekhawatiran Elite: Mengungkap Tipu Daya yang Tersimpan

 


Jakarta, 1 Mei 2025 – Dalam puncak peringatan Hari Buruh Internasional di Monumen Nasional (Monas), Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato berapi-api yang menyita perhatian ribuan buruh. Pada kesempatan ini, ia menyoroti rasa takut sejumlah kelompok terhadap kepemimpinannya, sebuah ketakutan yang, menurut Prabowo, berakar pada pengetahuan mendalamnya tentang skema-skema licik yang telah berlangsung selama ini. (nasional.kompas.com)

Prabowo menegaskan bahwa ketakutan para elit politik dan korporasi muncul bukan tanpa alasan. "Mereka khawatir aku jadi presiden karena aku tahu segala tipu-tipu mereka," ujarnya di hadapan massa yang diperkirakan mencapai 200.000 orang dari wilayah Jabodetabek dan berbagai daerah lain di Indonesia. Pernyataan ini sekaligus menegaskan tekadnya untuk menuntaskan praktik korupsi yang telah merugikan rakyat selama puluhan tahun. (nasional.kompas.com)

Berbekal pengalaman tumbuh besar di Betawi, Prabowo mengaku memiliki pemahaman yang tajam tentang aset-aset milik masyarakat yang selama ini dikendalikan oleh oknum tertentu. Ia berjanji akan menarik kembali aset-aset tersebut agar dikelola sepenuhnya untuk kesejahteraan publik. "Aku lahir dan besar di Betawi, aku tahu persis mana kekayaan rakyat yang harus dikembalikan," tegasnya. (nasional.kompas.com)

Untuk memperkuat langkahnya, Presiden Subianto menyebut telah berdiskusi dengan sejumlah hakim agung yang menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar memberikan landasan kuat bagi negara untuk menguasai dan memanfaatkan sumber daya alam demi kemakmuran rakyat. Pernyataan ini mendulang sorotan karena menegaskan bahwa reposisi aset strategis bukan sekadar janji politik, melainkan langkah yang berpegang pada konstitusi. (nasional.kompas.com)

Langkah Prabowo ini dipandang sebagai upaya revolusioner dalam mengakhiri kecenderungan konglomerasi kekuasaan ekonomi di tangan segelintir pihak. Para pengamat menilai pidatonya dapat memicu gelombang dukungan di kalangan buruh dan masyarakat kota yang selama ini mengeluhkan ketimpangan. Di sisi lain, pernyataan ini juga diperkirakan akan menghadirkan dinamika baru dalam persaingan politik nasional menjelang pemilihan presiden berikutnya.

Next dengan Timer

Sejarah pun tercipta saat hari itu, ketika Prabowo Subianto menjadi presiden kedua setelah Bung Karno yang menghadiri perayaan May Day di Monas. Momen ini dianggap sebagai simbol kembali dekatnya pucuk kekuasaan dengan suara buruh dan golongan lemah. (nasional.kompas.com)

Mengakhiri pidatonya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk terus berkonsolidasi dengan serikat buruh dan elemen masyarakat lain demi menyusun kebijakan yang berpihak pada keadilan sosial. Peringatan May Day 2025 di Monas pun diharapkan menjadi momentum kebangkitan rakyat untuk menuntut pemerintahan yang benar-benar pro-rakyat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama