Kebijakan Donald Trump yang belakangan kembali agresif dalam isu perdagangan global, khususnya terhadap China, dapat menjadi pemicu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di sektor tekstil Indonesia. Meskipun kebijakan tersebut tidak langsung menyasar Indonesia, efek domino dari perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia bisa sangat terasa di Tanah Air.
Trump, yang tengah berusaha kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat, menyuarakan kembali rencananya untuk mengenakan bea masuk tinggi terhadap berbagai produk asal Tiongkok. Jika rencana ini terwujud, rantai pasok global akan mengalami gangguan signifikan, yang berdampak pula pada pasar ekspor tekstil Indonesia. Hal ini karena banyak produk tekstil Indonesia yang bahan bakunya berasal dari China dan juga karena Indonesia menjadi bagian dari mata rantai industri garmen global.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), hasil dari ketegangan dagang ini bisa menyebabkan perusahaan-perusahaan tekstil dalam negeri mengalami kesulitan produksi dan distribusi. Jika tidak segera diantisipasi dengan kebijakan strategis, potensi PHK terhadap ribuan pekerja sangat mungkin terjadi. Apalagi, industri tekstil Indonesia saat ini masih berjuang bangkit setelah terdampak pandemi dan menghadapi tantangan dari produk impor ilegal.
Pengusaha tekstil mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam. Salah satu solusi yang diusulkan adalah relaksasi bea masuk bahan baku dari negara selain China, serta pemberian insentif pajak untuk industri yang menyerap banyak tenaga kerja. Langkah lain yang perlu dipertimbangkan adalah meningkatkan peran diplomasi ekonomi agar Indonesia tidak menjadi korban dari kebijakan proteksionis negara lain.
Jika Indonesia salah langkah dalam merespons gejolak ekonomi global ini, bukan tidak mungkin gelombang PHK besar-besaran akan menimpa ribuan buruh di sektor tekstil. Mengingat sektor ini merupakan salah satu penyumbang lapangan kerja terbesar di Indonesia, implikasi sosial dan ekonomi dari krisis ini bisa sangat luas.
Kesimpulannya, langkah-langkah cepat, tepat, dan strategis perlu diambil guna mengamankan masa depan industri tekstil nasional dari ancaman yang membayangi. Indonesia tidak boleh pasif menghadapi tekanan global, terutama jika nasib jutaan pekerja ada di ujung tanduk.