Jakarta, 5 Juli 2025 — Aroma sejarah yang dulu begitu kuat melekat di kawasan Pasar Senen, kini terasa memudar seiring waktu. Pasar legendaris yang pernah menjadi pusat keramaian warga ibu kota kini mulai kehilangan gaungnya. Sunyinya suasana tak hanya terlihat dari lorong-lorong yang kosong, tetapi juga terdengar dari keluhan pedagang yang menggantungkan hidup mereka di sana.
Hampir tiap hari, para pedagang yang telah bertahan selama puluhan tahun menggelar dagangan dengan penuh harap. Namun yang datang tak sebanding dengan yang mereka keluarkan. Alih-alih mendapat untung, banyak yang justru nombok karena biaya operasional yang tak sepadan dengan hasil penjualan.
Salah seorang pedagang pakaian pria yang sudah berjualan sejak tahun 1987, Pak Yadi (bukan nama sebenarnya), mengaku omsetnya menurun drastis. "Kalau dulu jualan sehari bisa dapat sejuta, sekarang seratus ribu aja susah. Kadang malah gak ada yang beli sama sekali," ujarnya lirih sambil merapikan pakaian dagangannya yang nyaris tak tersentuh.
Menurut pengakuan beberapa pedagang lain, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Sejak pandemi COVID-19 mereda pun, geliat pembeli tak kunjung kembali. Ditambah lagi dengan makin banyaknya pusat perbelanjaan modern dan platform belanja online, yang membuat masyarakat lebih memilih berbelanja dari rumah ketimbang datang ke pasar tradisional.
"Dulu Senen itu rame banget, orang belanja dari subuh. Sekarang mah kayak kuburan kalau pagi-pagi," celetuk Bu Nur, penjual tas yang gerainya bersebelahan dengan toko pakaian Pak Yadi.
Para pedagang berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pengelola pasar. Mereka meminta promosi yang lebih masif dan revitalisasi menyeluruh, bukan hanya sekadar renovasi fisik yang tidak diimbangi dengan strategi pemasaran.
"Kalau cuma cat ulang tembok, ya percuma. Orang gak tertarik datang ke sini. Harus ada acara, promosi, atau insentif buat narik orang. Kalau gak gitu, pasar ini bisa mati pelan-pelan," tambah Bu Nur.
Pasar Senen sendiri merupakan salah satu pasar tertua di Jakarta yang berdiri sejak era kolonial. Dengan sejarah panjang dan lokasi strategis, pasar ini sejatinya masih memiliki potensi besar. Namun jika tak ada langkah konkret, bukan tidak mungkin pasar ini hanya tinggal kenangan.
Kini, yang tersisa dari kejayaan Pasar Senen hanyalah cerita. Dan para pedagang yang bertahan, terus berjualan sambil berharap—bahwa suatu hari nanti, geliat itu akan kembali, dan mereka tak lagi hanya menjual barang, tapi juga kenangan dan harapan.