Jakarta, 1 Mei 2025 — Di tengah lautan manusia yang memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), semangat peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day terasa begitu kPrabowo Sambut Hari Buruh Nasional: Janji Besar Menuju Indonesia Emas Disambut Massa di Monas
ental. Ribuan buruh dari berbagai daerah berkumpul dengan satu suara: menuntut keadilan, kesejahteraan, dan masa depan yang lebih baik. Di antara gemuruh suara demonstran, satu sosok yang paling ditunggu memberikan sambutannya, meski bukan secara langsung: Prabowo Subianto, Presiden terpilih Indonesia 2024-2029.
Melalui tayangan video yang diputar di tengah aksi massa, Prabowo menyampaikan ucapan selamat Hari Buruh kepada seluruh pekerja di Indonesia. Ia mengungkapkan harapannya agar para buruh semakin maju, sejahtera, dan kompak dalam menghadapi tantangan zaman. Sambutan tersebut disambut riuh oleh para buruh yang hadir, yang tampak antusias mendengarkan janji-janji pemimpin masa depan mereka.
"Saya Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Buruh Nasional, 1 Mei 2025. Semoga seluruh pekerja di Indonesia dan keluarga besar buruh semakin maju, semakin sejahtera, semakin kompak bersatu untuk bersama-sama berjuang menuju Indonesia Emas," demikian kutipan dari video pernyataan Prabowo.
Pernyataan tersebut bukan sekadar formalitas. Di balik kata-katanya, tersimpan pesan penting tentang arah kebijakan pemerintahan mendatang, yang tampaknya akan menempatkan kesejahteraan buruh sebagai salah satu prioritas utama. Ia juga mengajak semua pihak untuk bahu-membahu membangun masa depan Indonesia demi generasi yang akan datang.
"Mari kita bangun masa depan yang lebih baik untuk seluruh warga negara Indonesia, semua pekerja, semua buruh dan keluarganya agar anak-anak dan cucu-cucu kita mengalami Indonesia Emas yang lebih hebat lagi," lanjutnya.
Sementara itu, massa buruh yang hadir di Monas terlihat membawa berbagai spanduk dan poster bertuliskan tuntutan mereka. Di antara yang paling mencolok adalah desakan untuk mencabut Undang-Undang Cipta Kerja, penghapusan sistem outsourcing, serta kenaikan upah minimum yang dianggap belum berpihak pada kebutuhan riil hidup layak.
Aksi yang dimotori oleh berbagai serikat pekerja nasional itu berlangsung secara damai, meski pengamanan dari aparat tetap disiagakan untuk menghindari potensi kericuhan. Suasana yang tertib ini menunjukkan kedewasaan para buruh dalam menyuarakan aspirasi mereka.
Tak hanya Prabowo, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan ucapan dan harapan kepada para buruh di Hari Buruh Nasional. Dalam pesan resminya, Jokowi menegaskan pentingnya semangat perjuangan para buruh sebagai fondasi menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, ikut menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pekerja lepas dan informal, yang kini jumlahnya kian besar seiring perkembangan zaman. Menurutnya, pemberi kerja wajib memberikan jaminan dan hak-hak dasar yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Meski hanya lewat video, pidato Prabowo menggarisbawahi satu hal: bahwa buruh bukan hanya objek kebijakan, melainkan subjek utama pembangunan. Dalam visi Indonesia Emas 2045 yang kerap digaungkannya, buruh memiliki tempat yang strategis, bukan sekadar slogan.
Kini, setelah sorak sorai massa mereda dan spanduk-spanduk dilipat kembali, pertanyaan besarnya adalah: sejauh mana janji itu akan ditepati? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti—para buruh akan terus mengawal dan mengingat.
Hari Buruh 2025 mungkin telah usai, tetapi semangat perjuangan buruh tak akan padam. Dan di tengah langkah menuju Indonesia Emas, suara mereka akan tetap menggema.