Obrolan Terakhir Dedi Mulyadi dengan Sang Anak Sebelum Tragedi Syukuran Tewaskan Tiga Orang



KABUPATEN SUBANG — Sebuah acara syukuran yang semestinya menjadi momen penuh suka cita, justru berubah menjadi tragedi memilukan di Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden yang terjadi setelah acara tersebut. Di balik tragedi itu, terselip sebuah momen menyentuh: percakapan terakhir antara mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dan anaknya sebelum peristiwa naas tersebut terjadi.

Dedi Mulyadi, yang dikenal sebagai tokoh publik dan anggota legislatif, mengungkapkan bahwa dirinya sempat berbincang dengan sang anak tepat sebelum acara syukuran digelar di sebuah rumah warga. Acara itu diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas kelulusan dan diterimanya anak-anak warga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam perbincangan itu, Dedi memberikan pesan-pesan moral dan dukungan kepada anaknya agar terus bersyukur dan rendah hati dalam menapaki kehidupan. Ia juga sempat mengingatkan agar tidak melupakan nilai-nilai budaya lokal dan pentingnya menjaga silaturahmi antar sesama.

"Saya sempat bilang ke anak saya, jangan lupa bersyukur. Dan kalau bisa, jangan hanya merayakan dengan pesta, tapi juga berdoa bersama dan berbagi dengan tetangga," ujar Dedi dalam pernyataannya.

Namun suasana yang semula hangat berubah seketika ketika kabar duka datang menghampiri. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia setelah mengikuti acara syukuran tersebut. Dugaan awal menyebutkan bahwa ketiganya mengalami kelelahan dan sesak napas usai mengikuti rangkaian kegiatan yang padat dan memakan waktu lama.

Pihak keluarga korban dan warga sekitar masih berada dalam suasana duka. Sementara itu, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti dari meninggalnya ketiga korban. Sampel makanan dan minuman yang disajikan dalam acara syukuran pun turut diperiksa oleh tim kesehatan.

Kepala Polsek Sagalaherang menyampaikan bahwa pihaknya telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari saksi mata dan panitia acara. "Kami masih menunggu hasil dari tim medis dan laboratorium. Saat ini kami belum bisa memastikan apakah ada unsur lain yang menyebabkan kejadian ini," jelasnya.

Dedi Mulyadi sendiri mengaku sangat terpukul dengan kabar tersebut. Dirinya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap tragedi ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menyelenggarakan acara, terlebih yang melibatkan banyak orang.

"Kita tidak pernah tahu kapan musibah datang. Mari kita jadikan ini sebagai pengingat bahwa keselamatan dan kesehatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan," ucap Dedi dengan nada penuh haru.

Next dengan Timer

Masyarakat Subang, khususnya warga Sagalaherang, kini tengah melakukan pengajian dan doa bersama untuk mengenang para korban. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang sempat terasa saat syukuran kini berganti menjadi solidaritas dalam duka. Namun, semangat untuk saling menguatkan tetap hidup di tengah masyarakat.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap perayaan, kehati-hatian dan kesadaran akan kesehatan peserta sangatlah penting. Semoga ke depan, setiap momen syukur bisa dirayakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan memperhatikan keselamatan bersama.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama