Pemerintah Buka Suara Terkait Hebohnya Konten AI Soal Kerusakan Alam Raja Ampat


 Jakarta — Polemik mengenai konten berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan kerusakan lingkungan di kawasan Raja Ampat akhirnya mendapat tanggapan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (Kemkomdigi). Isu ini menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial sejak awal pekan ini, memicu kekhawatiran masyarakat dan berbagai spekulasi liar.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada awak media pada Kamis (13/6), juru bicara Kemkomdigi, Sinta Lestari, menegaskan bahwa pihaknya telah mengantongi data lengkap mengenai sebaran konten tersebut. "Kami telah menelusuri jejak digital konten yang memuat visual kerusakan di Raja Ampat. Hasil sementara menunjukkan bahwa sebagian besar berasal dari konten berbasis AI yang tidak sepenuhnya akurat dan dapat menyesatkan publik," ujar Sinta.

Sinta menambahkan bahwa teknologi AI memang memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, namun penyalahgunaannya dapat berdampak serius. "Kami mengimbau masyarakat agar lebih kritis dalam menyikapi informasi, khususnya yang menampilkan gambar atau video yang mengatasnamakan kondisi lingkungan suatu wilayah. Tidak semua konten visual yang beredar mencerminkan kenyataan di lapangan," jelasnya.

Pihak Kemkomdigi juga menyebutkan telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Papua Barat serta otoritas Raja Ampat untuk memastikan kondisi sebenarnya. Berdasarkan laporan yang diterima, kawasan wisata unggulan tersebut tidak mengalami kerusakan sebagaimana yang digambarkan dalam konten viral tersebut.

"Tim kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah setempat dan sejumlah lembaga terkait. Sampai saat ini, tidak ada laporan mengenai insiden kerusakan alam parah di Raja Ampat seperti yang digambarkan konten AI tersebut," tambah Sinta.

Kemkomdigi saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah penguatan literasi digital, agar masyarakat dapat lebih bijak dan waspada terhadap konten-konten menyesatkan. Selain itu, mereka juga akan bekerja sama dengan platform media sosial untuk menindak akun-akun yang terbukti menyebarkan informasi bohong.

"Kami berharap kerja sama seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab. Jangan mudah terpancing dengan konten yang belum terverifikasi kebenarannya," tutup Sinta.

Next dengan Timer

Fenomena konten AI dengan tema lingkungan ini memang menjadi sorotan tersendiri. Banyak pihak menilai perlu adanya regulasi lebih ketat terkait distribusi dan penggunaan teknologi AI, agar tidak dimanfaatkan untuk menyebarkan hoaks yang dapat meresahkan publik.

Dengan demikian, meskipun teknologi terus berkembang pesat, penting bagi semua pihak untuk mengedepankan etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya. Raja Ampat yang dikenal sebagai surga bawah laut dunia perlu dijaga kelestariannya, bukan malah dijadikan bahan manipulasi visual yang menimbulkan keresahan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama