Indonesia kembali menarik perhatian dunia internasional, kali ini dari kawasan Timur Tengah. Sejumlah warga Arab ramai-ramai datang ke Indonesia bukan hanya untuk berlibur atau berbisnis, melainkan untuk mencari tanaman yang disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an. Fenomena ini menyoroti Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan flora yang memiliki nilai religi dan kesehatan.
Rombongan warga negara Arab ini disebutkan mendatangi berbagai sentra pertanian dan kebun tanaman herbal di Indonesia, terutama yang membudidayakan tanaman yang disebut dalam Al-Qur’an, seperti zaitun, delima, tin, dan kurma. Tanaman-tanaman ini dipercaya memiliki manfaat kesehatan dan spiritual, sehingga keberadaannya sangat dihargai, khususnya di kalangan masyarakat Muslim.
Salah satu destinasi favorit mereka adalah kebun tanaman herbal di Jawa Barat dan Jawa Timur, yang dalam beberapa tahun terakhir memang dikembangkan sebagai lokasi agrowisata berbasis religi dan kesehatan. Selain untuk membeli, banyak dari wisatawan ini juga datang untuk belajar budidaya dan khasiat tanaman tersebut secara langsung dari petani lokal.
"Kami tidak hanya ingin membawa pulang tanamannya, tapi juga ilmunya," ujar seorang wisatawan asal Arab Saudi yang tengah mengunjungi kebun herbal di daerah Malang. Ia mengaku kagum dengan keragaman hayati Indonesia serta keramahan para petani lokal yang bersedia berbagi pengalaman mereka.
Kementerian Pertanian dan Kementerian Pariwisata Indonesia melihat fenomena ini sebagai peluang besar untuk mengembangkan sektor agrowisata berbasis religi. Dengan dukungan pemerintah, beberapa daerah kini mulai menyediakan paket wisata edukatif yang menggabungkan wisata alam, religi, dan edukasi herbal.
Bukan hanya itu, nilai ekonomi dari tren ini juga cukup signifikan. Petani lokal melaporkan peningkatan penjualan tanaman herbal hingga dua kali lipat dalam enam bulan terakhir. Permintaan ekspor terhadap tanaman seperti tin dan zaitun juga meningkat dari negara-negara Timur Tengah.
Ahli botani dan pakar pengobatan Islam pun mendukung tren ini. Mereka menyatakan bahwa integrasi antara nilai keimanan dan kesehatan adalah kombinasi yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam dunia modern.
Selain itu, fenomena ini juga membuka peluang bagi generasi muda untuk terlibat dalam pertanian modern yang bernilai tinggi dan berdampak global. Banyak di antara pengunjung Arab yang juga tertarik dengan metode pertanian organik dan ramah lingkungan yang digunakan oleh petani Indonesia.
Melihat antusiasme yang terus meningkat, pemerintah daerah pun mulai gencar memperbaiki infrastruktur dan layanan pendukung seperti penerjemah bahasa Arab, pelatihan pemandu wisata, serta promosi digital berbahasa Arab untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Jika tren ini terus berkembang, bukan mustahil Indonesia akan menjadi salah satu destinasi utama dunia untuk wisata religi-herbal yang unik dan berkelanjutan. Di tengah perubahan iklim dan krisis kesehatan global, pencarian kembali terhadap nilai-nilai alami dan spiritual menjadi sesuatu yang sangat relevan.
Fenomena ini menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia bukan hanya milik warganya sendiri, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai bangsa melalui kebaikan dan keajaiban ciptaan Tuhan.