Jakarta – Dalam upaya mendukung efisiensi belanja negara sekaligus menjaga stabilitas fiskal, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) secara resmi melaporkan penghematan anggaran sebesar Rp2,712 triliun pada tahun anggaran 2024. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah yang mengarahkan seluruh kementerian dan lembaga negara untuk melakukan penyesuaian anggaran.
Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Investasi, I Made Yoga Pratama, menyampaikan bahwa pemangkasan ini dilakukan sebagai respons atas arahan Kementerian Keuangan yang mengharuskan seluruh instansi negara mengoptimalkan efisiensi tanpa mengorbankan kinerja.
"Kami menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang dinilai bisa ditunda atau dirasionalisasi, tanpa mengganggu fungsi utama kementerian," ujar Made dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI.
Dari total pagu awal sebesar Rp4,216 triliun, Kementerian Investasi kini hanya mengelola anggaran sebesar Rp1,504 triliun. Penghematan ini mencakup sejumlah program dan aktivitas non-prioritas yang dianggap masih bisa ditunda pelaksanaannya.
Berikut rincian pemotongan yang dilakukan:
Pemangkasan belanja operasional dan perjalanan dinas, termasuk perjalanan ke luar negeri, dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah.
Rasionalisasi program-program sosialisasi dan promosi yang tidak berdampak langsung terhadap target investasi jangka pendek.
Penundaan sejumlah proyek infrastruktur pendukung layanan investasi, khususnya yang belum memasuki tahap kritis.
Namun, I Made Yoga menegaskan bahwa efisiensi anggaran ini tidak akan berdampak negatif terhadap target realisasi investasi nasional. Ia menjamin bahwa kegiatan utama seperti fasilitasi investor, promosi strategis, dan perbaikan regulasi tetap dijalankan secara optimal.
Menanggapi langkah efisiensi ini, beberapa anggota Komisi VI DPR RI menyampaikan apresiasi terhadap transparansi Kementerian Investasi. Mereka juga meminta agar langkah efisiensi tidak menghambat pelayanan terhadap pelaku usaha, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang masih bergejolak.
"Kementerian harus tetap menjaga performa dan tetap agresif dalam mendatangkan investasi, meski dengan anggaran yang terbatas. Karena investasi adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi kita," ujar salah satu anggota dewan dalam rapat.
Langkah penghematan ini merupakan cermin dari upaya pemerintah untuk tetap tangguh menghadapi ketidakpastian global, sekaligus memperlihatkan komitmen terhadap pengelolaan keuangan negara yang lebih disiplin dan transparan.