Pemerintah Jepang kembali mengingatkan warganya tentang potensi bencana alam berskala besar yang bisa mengguncang negeri tersebut kapan saja. Kali ini, fokus peringatan diarahkan pada ancaman gempa megathrust yang berpotensi menyebabkan kerusakan luar biasa, bahkan diperkirakan dapat merenggut hingga 320.000 jiwa jika skenario terburuk benar-benar terjadi.
Dalam laporan terbaru yang dirilis otoritas penanggulangan bencana Jepang, disebutkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa berkekuatan besar di wilayah Nankai Trough semakin meningkat. Wilayah ini memang dikenal sebagai salah satu titik rawan gempa bumi yang terbentuk dari tumbukan lempeng tektonik antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Laut Filipina.
Menurut simulasi yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang, apabila gempa megathrust tersebut terjadi, maka bukan hanya getaran dasyat yang akan mengguncang daratan, tetapi juga tsunami dengan ketinggian mencapai lebih dari 30 meter yang bisa menyapu wilayah pesisir selatan Jepang dalam hitungan menit. Kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya diperkirakan akan terdampak sangat parah.
Tak hanya korban jiwa, potensi kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari bencana ini juga sangat besar. Perhitungan sementara menunjukkan bahwa total kerugian ekonomi yang mungkin timbul bisa mencapai lebih dari 1.000 triliun yen, dengan kerusakan parah pada infrastruktur, pemukiman, dan sektor industri.
Mengantisipasi potensi bencana tersebut, pemerintah Jepang saat ini tengah memperbarui kebijakan penanggulangan bencana, termasuk memperketat sistem evakuasi, membangun kembali infrastruktur tangguh gempa, serta meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pelatihan rutin dan penyebaran informasi yang lebih luas.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menggandeng berbagai institusi ilmiah dalam dan luar negeri untuk memperbarui data geologi serta memantau pergerakan lempeng tektonik secara real-time. Teknologi terbaru seperti sistem deteksi dini berbasis satelit dan sensor bawah laut pun mulai diterapkan untuk memberikan waktu reaksi yang lebih cepat sebelum gempa atau tsunami menghantam.
Masyarakat Jepang pun diminta untuk tidak lengah. Pemerintah terus mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan, mulai dari penyediaan tas darurat di rumah, memahami jalur evakuasi tercepat, hingga berpartisipasi aktif dalam latihan penanggulangan bencana yang secara berkala digelar.
Dengan segala upaya pencegahan dan mitigasi yang dilakukan, harapannya adalah mengurangi sebanyak mungkin dampak dari bencana yang mungkin datang. Jepang kini sedang berpacu dengan waktu untuk melindungi warganya dari ancaman yang tidak terlihat, namun sangat nyata: gempa megathrust yang bisa saja datang tanpa peringatan.