Sleman, Yogyakarta – Suasana sebuah kampung di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendadak geger ketika puluhan driver ShopeeFood mendatangi sebuah rumah warga pada Jumat sore (5/7/2025). Kedatangan mereka yang serempak dan membawa pesanan makanan membuat warga sekitar sempat panik dan bingung.
Kejadian ini terjadi di Kampung Jaban, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Sekitar pukul 17.00 WIB, belasan hingga puluhan driver ojek online terlihat berhenti di depan salah satu rumah warga, masing-masing membawa pesanan makanan yang semuanya ditujukan ke alamat yang sama.
Menurut keterangan dari Kepala Dukuh Jaban, Dwinanto, warga setempat sontak terkejut karena rumah yang dituju para driver itu diketahui tidak pernah memesan makanan dalam jumlah sebanyak itu. "Warga bingung karena banyak driver datang bersamaan. Ternyata alamatnya sama, tapi orang yang punya rumah tidak merasa pesan apa-apa," jelas Dwinanto.
Karena jumlah driver yang terus berdatangan meningkat, warga kemudian berinisiatif menghubungi aparat setempat untuk membantu mengatur lalu lintas di area tersebut dan mencegah kemacetan. Tidak lama kemudian, pihak keamanan lingkungan datang dan mencoba mengurai kerumunan driver sambil menanyakan detail pesanan kepada mereka.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata semua pesanan makanan tersebut dipesan secara online menggunakan nama dan alamat warga tersebut, namun nomornya fiktif atau tidak bisa dihubungi. Besar dugaan, peristiwa ini merupakan bentuk prank atau pemesanan fiktif oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Nomor pemesan tidak bisa dihubungi. Ini seperti modus lama yang kembali terjadi, yaitu order fiktif. Tapi kali ini jumlahnya luar biasa banyak," tambah Dwinanto.
Para driver ShopeeFood yang merasa dirugikan akhirnya membatalkan pesanan sesuai prosedur aplikasi. Sebagian dari mereka mencoba menjual kembali makanan yang terlanjur dibeli agar tidak merugi.
Warga pun berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, karena menimbulkan kepanikan dan bisa merugikan banyak pihak, termasuk para pengemudi ojek online yang bekerja keras mencari nafkah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi dari pihak ShopeeFood terkait tindak lanjut atas insiden ini. Aparat setempat masih melakukan pelacakan untuk mengetahui siapa pelaku di balik pemesanan massal fiktif tersebut.
Peristiwa ini kembali menjadi peringatan bahwa prank atau pemesanan fiktif bukanlah hal sepele. Selain bisa menimbulkan kerugian materiil, kejadian semacam ini juga dapat mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan. Pemerintah daerah maupun platform aplikasi diharapkan bisa lebih tegas menangani kasus serupa agar tidak merugikan masyarakat maupun pelaku ekonomi digital.
Salah satu driver ShopeeFood yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa kecewanya, "Kami sudah beli makanan, isi bensin, dan antri. Tapi pas sampai lokasi, orangnya tidak merasa pesan. Rugi waktu dan uang."
Ke depan, kolaborasi antara penyedia aplikasi, kepolisian, dan masyarakat menjadi sangat penting untuk menangani aksi-aksi tidak bertanggung jawab semacam ini. Semoga kejadian di Sleman ini menjadi yang terakhir kalinya dan menjadi pelajaran bagi semua pihak.