Trump Ucapkan Kalimat Mengejutkan Soal China: Apakah Era Perang Tarif Hampir Usai?

 


Dalam situasi global yang masih dipenuhi ketidakpastian, sebuah pernyataan dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyita perhatian dunia internasional. Kali ini bukan soal kampanye politik atau pidato kontroversial, melainkan isyarat yang bisa membuka lembaran baru dalam hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia: Amerika Serikat dan China.

Trump, yang dikenal keras terhadap kebijakan dagang China selama masa kepresidenannya, tiba-tiba memberikan sinyal yang cukup mengejutkan. Dalam wawancara terbarunya dengan Fox News pada Kamis malam waktu setempat, Trump menyatakan bahwa dirinya tidak berniat memberlakukan tarif baru terhadap China—sebuah pernyataan yang bertolak belakang dengan sikapnya beberapa tahun terakhir.

"Tarif adalah senjata utama kita terhadap China. Tapi apakah saya ingin menggunakannya? Tidak juga," begitu kira-kira inti dari pernyataan Trump malam itu. Ucapan ini langsung memicu spekulasi bahwa perang tarif yang selama ini membebani hubungan kedua negara—dan ekonomi global secara keseluruhan—mungkin sedang menuju titik akhir.

Bagi yang belum terlalu mengikuti isu ini dari awal, perang dagang AS-China merupakan serangkaian aksi saling balas menerapkan tarif impor sejak masa jabatan pertama Trump dimulai pada 2017. Langkah itu diambil Trump karena ia menilai bahwa China melakukan praktik perdagangan tidak adil dan merugikan Amerika Serikat. Sejak saat itu, miliaran dolar barang dari kedua negara dikenakan tarif tambahan, menciptakan ketegangan yang tidak hanya mempengaruhi mereka berdua, tapi juga negara-negara lain yang bergantung pada rantai pasok global.

Namun belakangan, angin perubahan mulai terasa. Selain pernyataan Trump, dari pihak China pun muncul nada yang serupa. Presiden China, Xi Jinping, dalam forum internasional beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa "tidak ada yang akan menang dalam perang dagang," dan mengajak semua pihak untuk memperkuat kerja sama ketimbang konflik.

Jika kedua belah pihak mulai melunak, bukan tidak mungkin dunia akan segera menyaksikan titik terang yang sudah lama dinantikan. Banyak pengamat menilai bahwa, walau belum ada kesepakatan konkret, ini bisa menjadi awal dari fase negosiasi baru antara Washington dan Beijing.

Apalagi, Trump kini tengah aktif dalam kampanye menuju Pilpres AS 2024. Dalam masa kampanye ini, banyak pihak yang menduga bahwa strategi Trump tidak hanya soal menunjukkan ketegasan, tapi juga meyakinkan pemilih bahwa dirinya mampu mengelola hubungan internasional dengan lebih seimbang. Sinyal damai terhadap China bisa jadi merupakan bagian dari strategi besar itu.

Tentu saja, belum ada yang bisa memastikan apa langkah selanjutnya. Bisa jadi ini hanya retorika politik, bisa juga benar-benar menjadi momentum menuju normalisasi hubungan dagang. Tapi satu hal yang jelas: dunia sedang sangat memperhatikan setiap pernyataan dan gerak-gerik kedua pemimpin negara adidaya tersebut.

Ekonomi global sendiri sangat berharap agar ketegangan tarif ini segera berakhir. Dalam lima tahun terakhir, perang dagang telah menyebabkan harga bahan baku naik, ketidakstabilan pasar saham, serta ketakutan investor di berbagai belahan dunia. Jika Trump dan Xi benar-benar mulai membuka jalan damai, dampaknya akan sangat luas—dari Wall Street hingga pelaku usaha kecil di Asia Tenggara.

Next dengan Timer

Kesimpulannya, pernyataan terbaru dari Trump bisa jadi bukan sekadar komentar biasa. Di balik kalimat singkatnya itu, ada harapan baru, ada potensi perubahan besar, dan ada peluang untuk menghentikan perang tarif yang sudah terlalu lama berlangsung. Dunia kini hanya tinggal menunggu: apakah ini hanyalah janji politik menjelang pemilu, atau awal dari sejarah baru hubungan AS dan China?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama