Bayangkan begini: kamu berencana traveling ke luar negeri, dan berharap bisa bepergian dengan mudah tanpa harus repot mengurus visa. Tapi, ternyata paspor yang kamu miliki justru membatasi langkahmu. Itulah yang saat ini masih dirasakan banyak pemegang paspor Indonesia.
Yang lebih mengejutkan, negara tetangga kita yang kecil dan baru merdeka beberapa dekade lalu—Timor Leste—ternyata memiliki kekuatan paspor yang lebih tinggi dari Indonesia. Fakta ini terungkap dari laporan terbaru Henley Passport Index, yang setiap tahunnya merilis daftar paspor terkuat di dunia.
Mengenal Henley Passport Index
Henley Passport Index bukan sekadar daftar biasa. Lembaga ini secara rutin memantau dan menganalisis data dari International Air Transport Association (IATA), lalu menyusunnya berdasarkan seberapa banyak negara yang bisa dikunjungi oleh pemegang paspor suatu negara tanpa visa atau dengan visa on arrival.
Bisa dibilang, daftar ini menjadi cerminan nyata dari bagaimana dunia memandang suatu negara: apakah mereka dipercaya, terbuka, dan punya hubungan diplomatik yang solid?
Paspor Indonesia di Peringkat ke-70 Dunia
Dalam daftar terbaru tahun 2024, paspor Indonesia berada di urutan ke-70. Dengan paspor ini, WNI bisa mengunjungi 78 negara tanpa harus mengurus visa sebelum keberangkatan. Memang tidak buruk, tapi tetap terasa menyedihkan ketika kita melihat bahwa Timor Leste ada di peringkat ke-56—cukup jauh di atas Indonesia.
Timor Leste kini memiliki akses ke 91 negara tanpa visa. Artinya, pemegang paspor Timor Leste bisa bepergian lebih bebas ke lebih banyak negara dibandingkan warga negara Indonesia.
Apa yang Membuat Timor Leste Lebih Unggul?
Pertanyaan besar tentu muncul: bagaimana bisa negara kecil seperti Timor Leste, yang dulu bahkan merupakan bagian dari Indonesia, bisa melampaui kita dalam hal ini?
Ternyata, kuncinya terletak pada diplomasi. Timor Leste sangat aktif dalam membangun hubungan baik dengan banyak negara dan organisasi internasional. Mereka mungkin kecil dalam ukuran, tapi gesit dalam memperkuat posisi globalnya. Pendekatan mereka yang konsisten, fokus pada stabilitas, serta keseriusan dalam menjaga citra negara di mata dunia memberikan dampak yang nyata—salah satunya ya, kekuatan paspor ini.
Siapa Saja Pemilik Paspor Terkuat di Dunia?
Untuk konteks yang lebih luas, paspor terkuat tahun ini masih didominasi oleh negara-negara besar dengan reputasi global yang baik. Negara seperti Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Singapura duduk di puncak, masing-masing memiliki akses ke lebih dari 190 negara tanpa visa.
Sebaliknya, negara-negara seperti Afghanistan, Suriah, dan Irak berada di posisi paling bawah karena konflik berkepanjangan dan citra negara yang kurang stabil di mata dunia internasional.
Kenapa Paspor Indonesia Masih Lemah?
Meski Indonesia termasuk negara besar dengan populasi dan pengaruh regional yang kuat, urusan bebas visa ternyata tak hanya soal ukuran negara. Banyak faktor yang memengaruhi: kestabilan politik, keamanan dalam negeri, hubungan luar negeri, hingga reputasi internasional.
Saat ini, pemerintah memang sudah mulai melakukan upaya-upaya untuk memperkuat posisi paspor Indonesia. Beberapa di antaranya lewat perjanjian bilateral pembebasan visa dan peluncuran e-paspor yang memudahkan warga Indonesia bepergian ke negara-negara tertentu. Tapi nyatanya, itu saja belum cukup untuk mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara lain.
Refleksi: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kalau dipikir-pikir, kekuatan paspor sebenarnya jadi semacam "nilai rapor" dari bagaimana negara kita dinilai dunia luar. Saat negara dipercaya, stabil, dan punya hubungan internasional yang sehat, maka warga negaranya pun akan ikut menikmati kemudahannya.
Kita sebagai warga negara pun punya peran. Membangun citra positif bangsa bisa dimulai dari diri sendiri—dengan jadi wisatawan yang baik, warga yang patuh hukum, dan menyebarkan citra positif Indonesia ke dunia luar.
Paspor bukan cuma soal bisa pergi ke mana, tapi juga simbol dari seberapa dipercaya dan terbuka negara kita di mata dunia. Dan walau hari ini Indonesia masih kalah dari Timor Leste dalam urusan itu, bukan berarti kita tidak bisa mengejar. Justru ini bisa jadi cambuk untuk bergerak lebih maju.