Dalam perkembangan terbaru yang membawa angin segar bagi pelaksanaan ibadah haji di Tanah Air, Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan bahwa Pemerintah Arab Saudi kini telah resmi membuka Bandara Taif untuk melayani kedatangan dan kepulangan jemaah haji asal Indonesia.
Langkah ini dinilai sebagai terobosan strategis yang berpotensi mengurai kepadatan arus jemaah yang selama ini hanya terfokus di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. Dengan dibukanya Bandara Taif, maka distribusi jemaah bisa lebih merata dan efisien.
"Kami mendapat informasi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bahwa mulai tahun depan Bandara Taif akan mulai menerima kedatangan jemaah Indonesia," ujar Yaqut saat memberikan keterangan di Jakarta, Jumat (19/7/2025).
Menurutnya, Bandara Taif yang berlokasi tak jauh dari Kota Makkah ini bisa menjadi alternatif pintu masuk yang lebih dekat dan efisien. Jika dibandingkan dengan Jeddah, jarak tempuh dari Taif menuju Makkah relatif lebih singkat, sehingga waktu tempuh jemaah menjadi lebih hemat.
"Tentu saja ini akan mengurangi beban operasional dan mempercepat proses pergerakan jemaah. Selain itu, ini juga bisa menjadi solusi atas tantangan logistik yang selama ini dihadapi," tambahnya.
Menteri Agama juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia segera melakukan koordinasi teknis dengan otoritas Arab Saudi terkait segala persiapan, mulai dari keamanan, keimigrasian, logistik, hingga penyesuaian layanan transportasi dari dan ke bandara tersebut.
Kementerian Agama RI disebut sedang menyusun skema distribusi jemaah agar bisa menyesuaikan dengan slot penerbangan yang nantinya tersedia di Bandara Taif. Menurut rencana, pada musim haji tahun 2026 mendatang, sebagian kloter jemaah Indonesia akan diarahkan langsung ke bandara tersebut.
"Kami akan terus mengupayakan kemudahan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia. Ini salah satu bentuk diplomasi haji yang selama ini terus kami dorong agar pelayanan terhadap jemaah bisa lebih baik dari tahun ke tahun," kata Yaqut.
Ia juga mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi yang dinilai responsif terhadap berbagai masukan dan permintaan dari Pemerintah Indonesia terkait optimalisasi pelayanan ibadah haji.
Pembukaan Bandara Taif untuk jemaah haji Indonesia ini juga menjadi bentuk penguatan hubungan bilateral kedua negara dalam bidang keagamaan. Dengan peningkatan kerja sama ini, diharapkan kualitas pelayanan terhadap jemaah Tanah Air semakin meningkat.
Para pengamat haji menyambut baik keputusan ini. Menurut mereka, distribusi jemaah ke bandara yang lebih dekat dengan Makkah bisa memangkas waktu perjalanan dan mengurangi tekanan terhadap layanan di Jeddah yang selama ini cukup padat.
Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak kolaborasi antara Indonesia dan Arab Saudi dalam peningkatan fasilitas, infrastruktur, serta kuota haji yang lebih fleksibel demi kepentingan jemaah.
Bandara Taif bukan hanya sekadar titik kedatangan baru, melainkan simbol dari semangat kerja sama yang terus tumbuh antara dua negara sahabat demi memperlancar ibadah rukun Islam kelima bagi jutaan umat Muslim Indonesia.