Viral Emak-emak Cekcok dengan Petugas KAI karena Anak Balita Dilarang Naik Gerbong, Ini Kronologinya


 

Medan, Sumatera Utara — Suasana Stasiun Kereta Api Medan tiba-tiba menjadi sorotan warganet usai sebuah rekaman video menampilkan seorang ibu-ibu (emak-emak) tengah meluapkan emosinya kepada petugas Kereta Api Indonesia (KAI). Insiden tersebut dipicu oleh larangan dari pihak petugas yang tak mengizinkan anak balita milik wanita tersebut naik ke dalam gerbong karena alasan administratif.

Kejadian itu terekam dalam sebuah video berdurasi kurang dari satu menit dan cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Dalam video tersebut, terlihat si ibu tengah bersitegang dengan nada tinggi, menuntut agar anaknya yang masih kecil diperbolehkan ikut masuk gerbong bersamanya.

"Anak saya ini balita, masa nggak boleh ikut naik? Mau saya tinggal di stasiun?" ucap ibu tersebut dalam video, dengan nada penuh emosi. Petugas KAI yang bertugas tampak mencoba menenangkan situasi sambil tetap menjelaskan aturan yang berlaku.

Menurut keterangan dari pihak PT KAI Divre I Sumatera Utara, insiden ini terjadi karena anak balita tersebut tidak tercantum dalam manifest penumpang. Berdasarkan peraturan yang berlaku, seluruh penumpang termasuk balita, wajib didaftarkan dan memiliki tiket, meskipun tiket balita tidak dikenakan tarif penuh.

"Kami memahami kekesalan dari pelanggan, namun keselamatan dan ketertiban perjalanan kereta api menjadi prioritas kami. Karena itu, data penumpang harus lengkap, termasuk anak-anak," ujar Manager Humas KAI Divre I SU, Anwar Prabowo.

Lebih lanjut dijelaskan, prosedur ini juga bertujuan untuk mempermudah proses evakuasi apabila terjadi keadaan darurat, serta menjaga akurasi data penumpang.

Menanggapi kejadian yang sempat viral tersebut, pihak KAI juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan akan meningkatkan edukasi terhadap penumpang mengenai aturan perjalanan, khususnya bagi mereka yang membawa anak kecil.

Di sisi lain, banyak netizen terbagi pendapat. Beberapa menilai bahwa aturan harus ditegakkan demi keselamatan bersama, sementara yang lain menyayangkan cara penyampaian informasi yang dianggap kurang humanis di lapangan.

"Harusnya dari awal sudah dikasih tahu saat beli tiket, bahwa bayi atau balita tetap harus didaftarkan. Biar nggak terjadi kayak gini," tulis salah satu komentar warganet di media sosial.

Next dengan Timer

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi dua arah antara penyedia layanan dan pengguna, serta perlunya peningkatan literasi publik terhadap prosedur transportasi umum.

Pihak KAI juga mengimbau seluruh calon penumpang untuk membaca dan memahami syarat serta ketentuan yang berlaku sebelum melakukan perjalanan agar insiden serupa tidak terulang kembali.

Kini, video tersebut telah ditonton puluhan ribu kali dan terus menjadi perbincangan hangat di media sosial, mempertegas betapa pentingnya penyampaian informasi yang tepat kepada masyarakat, terutama di ruang publik seperti stasiun kereta api.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama