Terungkap! Ini Alasan Kenapa Helikopter Sulit Evakuasi Pendaki Brasil di Gunung Rinjani


 

Lombok, Nusa Tenggara Barat — Proses evakuasi seorang pendaki asal Brasil yang terjebak di Gunung Rinjani menghadapi kendala serius. Meskipun harapan publik tertuju pada penggunaan helikopter, tim penyelamat menghadapi tantangan besar yang membuat operasi udara tak semudah yang dibayangkan.

Pendaki asal Brasil tersebut dilaporkan mengalami masalah kesehatan saat mendaki Gunung Rinjani yang terkenal dengan jalurnya yang menantang dan pemandangannya yang memesona. Namun, kondisi geografis gunung yang ekstrem menjadi hambatan utama dalam upaya penyelamatan lewat udara.

Cuaca Tak Menentu dan Medan Terjal

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menjelaskan bahwa cuaca di kawasan pegunungan sangat fluktuatif. Awan tebal dan angin kencang sering muncul tiba-tiba, yang membuat helikopter sulit untuk terbang stabil, apalagi mendarat di lokasi evakuasi.

"Kita tidak bisa sembarangan menerbangkan helikopter ke wilayah seperti Rinjani. Selain angin yang tidak bisa diprediksi, lokasi tempat pendaki berada tidak memungkinkan untuk pendaratan langsung," jelas Kepala Kantor SAR Mataram, I Nyoman Sidakarya.

Lokasi Tak Memungkinkan Pendaratan

Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan bahwa topografi Gunung Rinjani yang didominasi tebing curam dan jalur sempit membuat helikopter tidak bisa menurunkan tim evakuasi dengan mudah. Bahkan untuk teknik winching (pengangkatan menggunakan tali dari helikopter), lokasi yang terlalu sempit bisa membahayakan baik korban maupun penyelamat.

"Helikopter butuh ruang terbuka yang cukup untuk bisa melakukan manuver aman. Di tempat pendaki itu berada, hal itu tidak memungkinkan. Jadi, evakuasi harus dilakukan dengan jalan kaki," tambahnya.

Tim Evakuasi Dikerahkan Jalan Kaki

Basarnas bersama tim gabungan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan relawan lokal akhirnya memilih jalur darat sebagai solusi paling aman. Tim ini berjalan kaki dari Pos Senaru menuju lokasi pendaki, membawa peralatan medis dan logistik yang dibutuhkan.

Meski jalur ini sangat melelahkan dan memakan waktu berjam-jam, langkah tersebut dinilai paling masuk akal untuk saat ini. Proses evakuasi difokuskan pada keselamatan korban dan anggota tim penyelamat.

Kondisi Pendaki Dalam Pengawasan

Pendaki asal Brasil tersebut kini berada dalam pengawasan tim medis di lokasi. Ia diberi pertolongan pertama dan dijaga agar kondisinya tetap stabil hingga proses evakuasi selesai.

Pihak Kedutaan Brasil di Indonesia juga telah dihubungi dan terus memantau perkembangan. Mereka mengapresiasi kerja keras tim SAR dan relawan lokal yang berjibaku menembus medan ekstrem demi menyelamatkan warganya.

Gunung Rinjani, Daya Tarik yang Tak Bisa Diremehkan

Gunung Rinjani selama ini menjadi primadona pendakian di Asia Tenggara. Namun, keindahannya juga menyimpan tantangan serius. Jalur-jalur yang sempit, cuaca ekstrem, dan minimnya akses darurat membuat setiap pendakian harus dipersiapkan dengan matang.

Next dengan Timer

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pendaki, baik lokal maupun internasional, agar memahami risiko dan tidak mengabaikan protokol keselamatan.

Evakuasi masih terus berlangsung. Tim SAR berharap cuaca mendukung agar proses penyelamatan bisa segera diselesaikan dengan selamat.


Reporter: [Nama Anda] Editor: Redaksi [Media Fiktif]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama