Industri smartphone global diprediksi akan mengalami pergeseran besar pada tahun 2025. Sejumlah produsen ponsel asal China seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, hingga Huawei kini tengah mengatur strategi agresif untuk merebut dominasi pasar yang selama ini dikuasai oleh dua raksasa: Apple dan Samsung.
Selama bertahun-tahun, Apple dan Samsung memimpin pasar dengan inovasi teknologi dan loyalitas konsumen yang kuat. Namun, memasuki era 5G yang lebih stabil serta kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan, pabrikan Tiongkok mulai menunjukkan taringnya. Mereka tak hanya menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga yang lebih kompetitif, tetapi juga berani merambah pasar premium yang sebelumnya dikuasai oleh duo Amerika-Korea tersebut.
Menurut laporan terbaru dari firma riset pasar Counterpoint Research, tren penguatan pabrikan China sudah mulai terlihat sejak 2023, dan diprediksi akan memuncak di 2025. Xiaomi misalnya, telah bertransformasi dari sekadar merek ponsel murah menjadi pemain utama di segmen flagship, dengan seri Xiaomi 14 Ultra yang bersaing langsung dengan iPhone dan Galaxy S Series.
Begitu juga dengan Huawei yang meski sempat terguncang akibat sanksi AS, kini bangkit lewat pengembangan chip sendiri dan sistem operasi HarmonyOS yang semakin matang. Huawei bahkan berhasil menembus pasar dalam negeri dengan penjualan yang melonjak drastis, memicu kekhawatiran di kalangan pesaing global.
Selain itu, merek seperti Honor dan Realme juga agresif menembus pasar Asia Tenggara, Eropa Timur, dan bahkan Amerika Latin. Strategi mereka memadukan desain stylish, fitur unggulan, dan harga bersaing menjadi senjata utama yang terbukti efektif.
Sementara itu, Apple dan Samsung dinilai mulai kehilangan momentum dalam hal inovasi. Kritik terhadap minimnya pembaruan signifikan dalam beberapa generasi iPhone dan Galaxy telah membuka celah bagi pesaing untuk unjuk gigi.
Meski demikian, analis menilai bahwa dominasi Apple dan Samsung belum akan runtuh sepenuhnya dalam waktu dekat. Mereka masih unggul dalam hal ekosistem produk, layanan pelanggan, dan kekuatan merek global. Namun, jika tren pertumbuhan merek China terus meningkat, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendatang peta persaingan smartphone global akan berubah drastis.
2025 bisa menjadi tahun penentu: akankah dominasi lama tetap bertahan, atau justru muncul kekuatan baru dari Timur yang mengguncang panggung dunia?
Dengan pertarungan teknologi, inovasi, dan strategi yang semakin ketat, konsumen tentu diuntungkan karena akan memiliki lebih banyak pilihan produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih masuk akal.