Dalam sebuah insiden memilukan yang terjadi pada dini hari, wilayah permukiman di Ukraina kembali menjadi sasaran serangan udara. Dua warga sipil dilaporkan meninggal dunia setelah drone-drone tempur milik Rusia menghantam area perumahan sipil. Serangan ini menambah panjang daftar penderitaan warga Ukraina yang telah lebih dari dua tahun hidup dalam bayang-bayang konflik bersenjata.
Menurut otoritas lokal, serangan terjadi pada malam hari ketika sebagian besar warga sedang terlelap. Drone-drone tersebut dikabarkan menyasar infrastruktur sipil, menghantam rumah-rumah dan bangunan umum di kota yang terletak di wilayah tengah Ukraina. Ledakan hebat terdengar dan menciptakan kobaran api yang melahap beberapa bangunan hingga rata dengan tanah.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti sepanjang malam untuk mengevakuasi korban serta mencari kemungkinan penyintas yang masih terperangkap di bawah reruntuhan. Sayangnya, dua korban jiwa dipastikan meninggal dunia di tempat kejadian, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit setempat untuk perawatan intensif.
Pemerintah Ukraina mengutuk serangan ini sebagai tindakan tidak berperikemanusiaan dan kembali menyerukan kepada komunitas internasional untuk memberikan tekanan lebih besar terhadap Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pernyataannya, menyebut bahwa serangan terhadap warga sipil adalah bentuk nyata dari terorisme negara dan pelanggaran hukum humaniter internasional.
"Kami tidak akan tinggal diam. Dunia harus melihat apa yang benar-benar terjadi di tanah kami. Ini bukan hanya konflik politik atau perebutan wilayah, ini adalah pembantaian terhadap rakyat yang tak bersalah," ujar Presiden Zelensky dalam konferensi pers virtual.
Serangan ini merupakan bagian dari gelombang serangan udara yang dilancarkan Rusia dalam beberapa pekan terakhir, yang menurut pengamat militer, bertujuan melemahkan semangat juang rakyat Ukraina serta merusak sistem logistik dan komunikasi negara tersebut. Namun, masyarakat Ukraina menunjukkan ketangguhan luar biasa. Banyak warga tetap bertahan di rumah mereka meskipun ancaman serangan udara terus membayangi.
Komunitas internasional, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, menyampaikan belasungkawa serta menegaskan dukungan mereka terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Bantuan kemanusiaan dikabarkan akan segera dikirimkan ke daerah terdampak, termasuk pasokan medis, makanan, dan peralatan darurat.
Konflik berkepanjangan ini telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan memaksa jutaan orang mengungsi dari rumah mereka. Serangan terbaru ini hanya memperparah krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di negara tersebut.
Masyarakat dunia kini menatap Ukraina dengan rasa prihatin sekaligus kekaguman atas keteguhan rakyatnya dalam menghadapi situasi yang amat sulit. Sementara itu, harapan akan perdamaian tampaknya masih menjadi doa yang terus dipanjatkan, di tengah dentuman senjata yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.