Ketika Api Amarah Membakar Depok: Warga Ngamuk, Tiga Mobil Polisi Jadi Korban

 


Depok kembali memanas. Jumat dini hari, suasana di Kampung Baru, Cimanggis, yang biasanya tenang, berubah menjadi medan kerusuhan. Tiga mobil patroli polisi dilaporkan hangus terbakar setelah massa yang marah menyerang aparat. Apa pemicunya? Penangkapan seorang tokoh ormas berpengaruh di kawasan tersebut yang berinisial TS.

TS bukanlah nama yang asing di lingkungan Cimanggis. Ia dikenal sebagai sosok yang karismatik, dan menjadi panutan bagi banyak warga. Hubungan antara TS dan masyarakat setempat bukan hanya sekadar formalitas—ia seperti figur pelindung bagi warga, seseorang yang dianggap selalu hadir ketika ada masalah. Maka tak heran, saat ia ditangkap oleh pihak kepolisian, reaksi warga begitu cepat dan penuh emosi.

Informasi yang dihimpun dari lapangan menyebutkan bahwa penangkapan TS dilakukan oleh tim dari Polres Metro Depok dalam rangka penegakan hukum atas dugaan kasus yang tengah diselidiki. Namun, proses penangkapan ini rupanya diketahui oleh sejumlah warga. Mereka tidak tinggal diam. Dalam hitungan menit, kerumunan mulai terbentuk. Teriakan dan desakan pun bergema. Upaya petugas untuk menenangkan situasi gagal total.

Tak lama setelah itu, situasi berubah menjadi mencekam. Massa mulai bertindak agresif. Batu dan benda tumpul dilemparkan ke arah aparat. Lalu, dalam kekacauan tersebut, tiga mobil polisi menjadi pelampiasan amarah. Api menyala, asap membumbung tinggi di langit Depok. Aparat yang berada di lokasi akhirnya mundur sementara demi keselamatan.

Next dengan Timer

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Bambang Prakoso, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan bahwa TS memiliki pengaruh sosial yang besar di lingkungan tersebut. "Bisa dibilang dia seperti patron, warga di sana itu seperti klien. Jadi wajar kalau ada kedekatan yang kuat," ujarnya. Hal inilah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab utama kenapa warga bereaksi secepat dan seganas itu.

Pihak kepolisian saat ini masih melakukan pendalaman terhadap insiden tersebut. Sejumlah saksi telah diperiksa, dan identifikasi terhadap pelaku pembakaran masih berlangsung. Bambang juga menambahkan bahwa tindakan hukum tetap akan berjalan, dan pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini sampai tuntas.

Di sisi lain, peristiwa ini membuka mata banyak pihak tentang betapa kompleksnya dinamika sosial di tingkat akar rumput. Tidak semua tokoh masyarakat bisa diperlakukan hanya sebagai objek hukum semata. Ada relasi sosial yang tak kasat mata, ada emosi kolektif yang bisa meledak sewaktu-waktu jika tidak ditangani dengan pendekatan yang tepat.

Kini, Polres Metro Depok dihadapkan pada dua pekerjaan rumah besar: menuntaskan kasus yang melibatkan TS, dan memulihkan kembali kepercayaan serta ketenangan warga setelah pecahnya kerusuhan. Publik menanti, apakah hukum bisa berjalan beriringan dengan kearifan lokal, atau justru menyulut bara api yang lebih besar lagi.

Satu hal yang pasti, Depok sedang dalam sorotan. Dan bagaimana aparat menangani kasus ini bisa menjadi preseden penting dalam penegakan hukum di kawasan-kawasan urban yang memiliki dinamika sosial yang kuat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama