Tragedi di Puncak Carstensz: Pendaki Meninggal Dunia, Evakuasi Terkendala Cuaca Ekstrem

 



Jayapura, Papua – Sebuah insiden tragis kembali terjadi di Pegunungan Jayawijaya, tepatnya di kawasan Puncak Carstensz, puncak tertinggi di Indonesia yang terkenal dengan medan ekstrem dan suhu dingin yang menusuk. Seorang pendaki dilaporkan meninggal dunia akibat dugaan hipotermia saat berusaha menuruni tebing Carstensz Pyramid. Proses evakuasi pun mengalami kendala akibat kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Kronologi Kejadian: Pendakian Berujung Duka

Pendaki yang diketahui bernama Ahmad Hadi (34), berasal dari Jakarta, berangkat bersama timnya dalam ekspedisi menuju Puncak Carstensz. Mereka memulai perjalanan beberapa hari sebelumnya dengan persiapan matang, namun kondisi alam yang tidak dapat diprediksi menjadi tantangan terbesar bagi kelompok ini.

Pada hari Minggu malam, sekitar pukul 21.00 WIT, saat tim sedang dalam perjalanan turun setelah mencapai puncak, hujan es tiba-tiba mengguyur kawasan tersebut. Suhu ekstrem yang menyentuh titik beku semakin memperburuk situasi. Dalam kondisi tersebut, Hadi mulai menunjukkan tanda-tanda hipotermia, sebuah kondisi medis yang terjadi akibat paparan suhu dingin dalam waktu lama sehingga tubuh kehilangan kemampuan untuk mempertahankan suhu normalnya.

Rekan-rekan satu timnya segera berusaha memberikan pertolongan pertama, termasuk membalut tubuhnya dengan selimut termal dan memberinya minuman hangat. Namun, upaya tersebut tidak cukup untuk menyelamatkannya. Hadi akhirnya menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan turun, meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekannya dan komunitas pendaki di Indonesia.

Jenazah Sempat Ditempatkan di Lembah Kuning

Setelah kepergian Hadi, tim pendaki memutuskan untuk membawa jenazahnya ke Lembah Kuning, salah satu titik pemberhentian yang lebih aman di rute pendakian Carstensz. Lokasi ini dipilih karena relatif lebih terlindung dari terpaan angin kencang dan suhu ekstrem yang bisa membahayakan para pendaki lainnya.

Namun, tantangan berikutnya muncul saat tim berusaha mengatur evakuasi jenazah. Rencana awal untuk segera mengevakuasi menggunakan helikopter terpaksa ditunda karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Hujan deras yang terus mengguyur serta kabut tebal menghalangi visibilitas, membuat penerbangan ke lokasi menjadi sangat berisiko.

Silahkan tunggu dalam 30 detik.

Download Timer
Evakuasi Tertunda, Cuaca Jadi Penghalang

Upaya evakuasi yang dijadwalkan pada hari Senin mengalami hambatan serius akibat cuaca ekstrem. Helikopter yang disiapkan tidak bisa terbang karena visibilitas rendah dan kondisi angin yang kencang. Tim evakuasi akhirnya harus menunggu hingga cuaca lebih bersahabat sebelum dapat menerbangkan jenazah ke Timika, tempat transit sebelum dipulangkan ke Jakarta.

Setelah dua hari menunggu, pada hari Selasa, evakuasi akhirnya dapat dilakukan. Dengan bantuan helikopter dari maskapai Asian One Air dan Airfast, jenazah Hadi berhasil diterbangkan ke Timika. Dari sana, jenazahnya kemudian dibawa ke Jakarta untuk disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Kebon Jeruk.

Pentingnya Persiapan dan Kewaspadaan dalam Pendakian

Tragedi ini kembali menjadi pengingat bagi para pendaki bahwa pendakian ke Puncak Carstensz bukanlah perjalanan yang bisa dianggap remeh. Selain medan yang sulit, cuaca ekstrem juga menjadi faktor utama yang perlu diperhitungkan secara matang sebelum memutuskan untuk mendaki.

Para pendaki yang berniat menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia ini harus memastikan kesiapan fisik dan mental, membawa perlengkapan yang memadai, serta memahami risiko yang mungkin terjadi di tengah perjalanan. Selain itu, prosedur keselamatan dan perizinan resmi harus selalu dipatuhi agar evakuasi dapat dilakukan dengan cepat jika terjadi situasi darurat.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan komunitas pendaki semakin sadar akan pentingnya keselamatan dalam ekspedisi ke wilayah-wilayah ekstrem seperti Pegunungan Jayawijaya. Keindahan alam memang memikat, tetapi nyawa tetaplah yang utama.

Semoga almarhum Ahmad Hadi mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pendaki di Indonesia.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama