Palembang, 2 Maret 2025 – Kontroversi yang melibatkan seleb TikTok terkenal, Willie Salim, semakin memanas. Setelah berbagai pihak menyampaikan kritik terhadap kontennya yang dianggap tidak menghormati budaya setempat, kini Kesultanan Palembang Darussalam secara resmi angkat bicara. Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja dengan tegas menyatakan keberatannya dan menuntut klarifikasi serta permintaan maaf dari Willie Salim.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Polemik ini berawal dari sebuah video yang diunggah oleh Willie Salim di akun media sosialnya. Dalam video tersebut, ia terlihat memasak dan menyantap rendang di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Sekilas, konten tersebut tampak seperti video kuliner biasa, tetapi bagi masyarakat setempat, tindakan itu dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap situs bersejarah yang memiliki nilai budaya tinggi.
Benteng Kuto Besak bukan sekadar bangunan tua, tetapi merupakan saksi sejarah kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam. Bagi masyarakat Palembang, tempat ini bukan hanya simbol kebesaran leluhur, tetapi juga memiliki unsur sakral yang harus dihormati. Itulah sebabnya, tindakan memasak dan makan di area tersebut tanpa mempertimbangkan norma budaya setempat langsung memicu reaksi keras.
“Kami tidak melarang siapa pun datang ke Palembang, tapi sebagai tamu, ada etika yang harus dijaga. Apalagi jika mengunjungi tempat bersejarah seperti Benteng Kuto Besak,” ujar Sultan Mahmud Badaruddin IV dalam pernyataan resminya.
Sultan menambahkan bahwa sebagai figur publik dengan jutaan pengikut, Willie Salim seharusnya lebih peka terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat lokal.
Tuntutan Kesultanan Palembang Darussalam
Menyikapi peristiwa ini, Kesultanan Palembang Darussalam mengeluarkan beberapa tuntutan kepada Willie Salim sebagai langkah penyelesaian:
-
Permintaan Maaf Secara Terbuka
Willie Salim diminta untuk mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada masyarakat Palembang, baik melalui media sosial maupun secara resmi kepada pihak Kesultanan. -
Penghapusan Konten Kontroversial
Kesultanan menegaskan bahwa video tersebut harus segera dihapus dari semua platform digital agar tidak semakin memperkeruh suasana dan menghindari kesalahpahaman yang lebih luas. -
Mengikuti Prosesi Adat Tepung Tawar
Sebagai bentuk simbolis permintaan maaf dan pemulihan hubungan baik, Kesultanan meminta Willie Salim untuk menjalani prosesi adat tepung tawar, sebuah ritual dalam budaya Palembang yang melambangkan pembersihan diri dan permohonan restu. -
Lebih Menghormati Budaya Lokal
Kesultanan menekankan bahwa semua pengunjung, terutama publik figur dan influencer, harus lebih memahami dan menghormati budaya setempat sebelum membuat konten di lokasi bersejarah atau tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Kesultanan Palembang Darussalam menyatakan bahwa mereka tidak segan-segan mengambil langkah lebih lanjut, termasuk menolak kedatangan Willie Salim di Palembang di masa depan.
Masyarakat dan Tokoh Publik Ikut Angkat Bicara
Reaksi terhadap konten ini tidak hanya datang dari Kesultanan Palembang, tetapi juga dari berbagai tokoh masyarakat dan ulama. Salah satunya adalah Ustaz Abdul Somad yang dalam sebuah ceramahnya menyebutkan bahwa penting bagi setiap individu untuk memahami batasan budaya sebelum bertindak di tempat yang bukan tanah kelahirannya.
“Kita tidak bisa sembarangan di tanah orang. Adab itu lebih tinggi dari ilmu. Kalau tidak mengerti, seharusnya bertanya dulu sebelum melakukan sesuatu,” tegas UAS.
Di media sosial, perdebatan terkait video tersebut semakin ramai. Sejumlah warganet mengecam Willie Salim karena dianggap tidak sensitif terhadap budaya lokal. Tagar #RespectPalembang sempat trending di Twitter, dengan banyak netizen yang meminta seleb TikTok tersebut untuk segera mengklarifikasi dan meminta maaf.
Namun, ada juga pihak yang membela Willie Salim, menganggap bahwa ia tidak memiliki niat buruk dalam kontennya dan bahwa reaksi yang muncul terlalu berlebihan. Mereka menyarankan agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus memperkeruh keadaan.
Belum Ada Tanggapan Resmi dari Willie Salim
Hingga saat ini, Willie Salim belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan yang diajukan oleh Kesultanan Palembang Darussalam.
Masyarakat masih menantikan apakah ia akan merespons dengan bijak dan memenuhi tuntutan yang diajukan, atau justru memilih untuk tidak menanggapi polemik ini sama sekali.
Kasus ini menjadi pelajaran bagi semua konten kreator untuk lebih berhati-hati dalam membuat konten, terutama ketika berkaitan dengan budaya dan sejarah suatu daerah. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, dan setiap wilayah memiliki adat istiadat yang harus dihormati.
Sebagai tokoh publik, sudah seharusnya konten kreator tidak hanya mengejar viralitas dan engagement, tetapi juga memiliki kesadaran budaya dan tanggung jawab moral terhadap audiens yang lebih luas.
Apakah Willie Salim akan memenuhi tuntutan Kesultanan Palembang Darussalam? Ataukah kontroversi ini akan terus berlanjut? Masyarakat menunggu kelanjutan dari kisah ini.